INILAH ATMOSFER DUNIAKU
SILAKAN HEMBUSKAN ATMOSFER DUNIAMU
TINGGALKAN JEJAK DAN KOMENTAR
AGAR AKU DAPAT BERKUNJUNG KE DUNIAMU

Rabu, 18 Februari 2009

Mencoba Menjadi Sesuatu

Semasa kanak-kanak dulu, MooChenk yakin, sebagian besar kawan-kawan blogger pernah ditanyain, "kalo sudah besar pengen jadi apa...?" Dan, MooChenk juga yakin, jawaban kita kala itupun beragam dan berubah-ubah, hari ini jawabnya pengen jadi pilot, besok jawabnya pengen jadi dokter.

Seiring dengan perjalanan usia dan pengalaman hidup,jawaban-jawaban ala bocah tentang pengen menjadi "sesuatu" yang dulu pernah kita lontarkan, ternyata ada yang benar-benar terwujud menjadi "sesuatu" itu, ada yang belum terwujud dan masih berupa "sketsa kasar" tentang "sesuatu" itu, dan ada pula yang terwujud dalam bentuk "sesuatu" yang lain dan benar-benar berbeda tetapi nyata.

Seiring dengan perjalanan usia dan pengalaman hidup pula, kita akan tau bahwa mencoba menjadi "sesuatu" bukanlah hal yang gampang. Meskipun mungkin, bagi sebagian orang hal tersebut sangat-sangat mudah untuk diwujudkan. Namun, bagi sebagian di antara kita, mungkin harus melewati banyak hal, perjalanan dan rintangan. Banyak hal yang harus kita lalui, tahapan pendidikan formal misalnya. Banyak rintangan yang harus kita hadapi, keterbatasan dana misalnya.

Buat kawan-kawan blogger yang masih mencoba menjadi "sesuatu" dan mungkin mulai "letih" untuk mewujudkannya, MooChenk punya cerita yang mungkin bisa menjadi inspirasi. Tapi, kawan-kawan blogger udah baca postingan MooChenk yang ini blom...? Nah, sumber inspirasi kita kali ini adalah perjalanan hidup kedua pemuda yang ada dalam postingan tersebut untuk menjadi "sesuatu" yang mereka impikan.

Arju Baroto (21 tahun), sulung dari empat bersaudara ini, dilahirkan di desa Tumbang Talaken 15 Juni 1988 silam. Semasa kecilnya, Arju sangat mengagumi lantunan Karungut (seni musik tradisional suku Dayak) dan denting Kecapi (alat musik dawai khas Kalimantan) yang selalu dimainkan oleh sang Ayah di malam hari, saat beliau melepaskan lelah setelah seharian bekerja di ladang.

Kesunyian rimba belantara Kalimantan, ditingkahi oleh rangkaian tutur kata ritmis dalam syair lagu Karungut, serta denting bening dawai-dawai Kecapi, merupakan moment indah yang sangat membekas di hati Arju kecil, membentuk sebuah bingkai seni dalam diri Arju. Pada usia 12 tahun, goresan pertama telah mengisi ruang dalam bingkai seni tersebut, dalam bentuk lantunan Karungut buah cipta Arju sendiri. Sejak itu, Arju Baroto memiliki keinginan untuk menjadi "sesuatu", yaitu pencipta lagu dalam bahasa Dayak.

Keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP, membuat Arju meninggalkan kampung halamannya, hijrah ke Kecamatan Bukit Batu, Palangkaraya dan tinggal bersama keluarga pamannya. Semasa duduk di bangku SMP itulah, Arju kerap kali ditunjuk oleh pihak sekolah sebagai wakil dalam berbagai perlombaan seni Karungut. Pengalaman ini, semakin mengasah kemampuan Arju dalam merangkai kata dan menjalin nada. Namun, keterbatasan ekonomi keluarga, mengharuskan Arju menunda keinginannya melanjutkan pendidikan ke tingkat SMU.

Arju pun kembali ke kampung halaman dan bekerja sebagai penyadap karet untuk membantu orangtua menghidupi adik-adiknya. Di antara kerimbunan pohon-pohon karet, keinginan untuk menjadi "sesuatu" dalam diri Arju tidak pernah padam. Bahkan, keinginan itu semakin membuncah, mengerat dan meraut sisi-sisi kehidupan Arju sebagai pekerja kebun karet, hingga semakin mempertajam bentuk sketsa akan "sesuatu" itu.

Bermain gitar atau kecapi dan menyanyikan lagu-lagu dangdut, menjadi rutinitas Arju dan teman-temannya ketika melepas lelah di pondok pekerja kebun karet. Hingga akhirnya, pengalaman pribadi salah seorang temannya, berhasil dituangkan Arju dalam bentuk lagu Dangdut dengan lirik bahasa Dayak. Lagu Dangdut Dayak, sebut saja begitu, hasil karya cipta Arju tersebut akhirnya menjadi lagu favorit yang selalu "on air" di pondok pekerja kebun karet.

Kurang lebih dua tahun lamanya Arju bekerja sebagai penyadap karet. Uang yang ia sisihkan sebagai tabungan untuk membiayai sekolahnya pun dianggap telah cukup. Arju Baroto, pemuda Dayak yang pantang berputus asa ini, kembali hijrah ke Kecamatan Bukit Batu, Palangkaraya untuk melanjutkan sekolahnya yang sempat terputus.

Perjalanan hidup dan keinginan yang tak pernah padam untuk menjadi "sesuatu" yang ia impikan, membuat Arju Baroto "nekad" membuka diri dan mencari bantuan studio-studio musik di kota Palangka Raya untuk mewujudkan harmonisasi nada dan lirik lagu Dangdut buah karyanya. Namun sayang, tak satupun studio musik yang membukakan pintu untuk karya Arju tersebut. Hingga akhirnya, stasiun televisi lokal pertama di Kalimantan Tengah, Borneo TV, memberikan sebuah kesempatan kepada Arju dan sahabatnya untuk tampil dalam salah satu program musik yang bertemakan apresiasi dan refleksi peringatan hari Sumpah Pemuda tahun 2008.

Pengalaman pertama tampil di televisi ini, membuat Arju Baroto semakin bersemangat untuk terus berkarya. Hingga saat ini, Arju telah menciptakan lebih dari 30 lirik lagu Dangdut dalam bahasa Dayak. Arju Baroto kini tengah mencoba menjadi "sesuatu" yang benar-benar berwujud dan nyata.

Imam Wijaya (24 tahun), sulung dari lima bersaudara yang lahir di desa Rabambang 06 Juni 1985 silam, memiliki pengalaman hidup yang tak jauh beda dengan sahabatnya Arju Baroto. Kesulitan ekonomi, membuat pria berdarah campuran Jawa-Dayak bersuara merdu ini harus rela putus sekolah dan bekerja mencari nafkah untuk membantu orangtua dan adik-adiknya.

Beragam jenis pekerjaan, mulai dari petani ladang, penyadap karet hingga sebagai penambang emas, pernah ia lakoni. Hingga saat ini, ia bekerja sebagai salah seorang kru truk angkutan sampah (petugas kebersihan) kota Palangka Raya.

Talenta seni yang ada dalam dirinya, terasah dalam sebuah jalinan persahabatan dengan Arju Baroto. Melalui permainan gitar Imam Wijaya, lirik-lirik lagu yang diciptakan oleh Arju mendapatkan "sedikit" warna nada. Suara merdu yang dimilikinya pun, membuat lirik-lirik lagu tersebut terasa nikmat di telinga.

Tak banyak yang bisa diceritakan oleh pemuda pendiam dan pemalu ini, yang pasti, dalam dirinya terdapat motto bahwa hari esok harus lebih baik dari hari ini dan kemarin. Talk less, do more, seperti iklan salah satu produk rokok. Dalam diamnya, Imam tengah mencoba menjadi "sesuatu" yang telah lama ia idam-idamkan, seorang pekerja seni dan budaya.

Persahabat dua pemuda ini, Arju Baroto dan Imam Wijaya, kemudian semakin menyatu dalam sebuah impian dan cita-cita yang tak akan pernah padam, untuk menjadi "sesuatu", berkarya dan mengangkat budaya melalui lagu Dangdut berbahasa Dayak. Kenapa dangdut...?? B'coz, kata Project Pop, Dangdut is the music of my country...Hehe... Yupz. Di desa-desa di pedalaman Kalimantan Tengah ini, musik dangdut menempati urutan teratas di hati pencinta musik. Sejak kecil, Arju dan Imam telah mengenal aliran musik Dangdut, selain seni musik tradisional Karungut tentunya. Hal ini pulalah, yang membuat Arju Baroto dan Imam Wijaya mencintai aliran musik yang satu ini.

Saat ini, Arju Baroto dan Imam Wijaya tengah mencoba mewujudkan sketsa bayangan dalam hidup mereka untuk menjadi "sesuatu" yang benar-benar berwujud nyata. Banyak hal yang telah mereka jalani, banyak rintangan yang telah mereka temui. Namun, satu hal yang pasti. Arju Baroto dan Imam Wijaya, tidak akan pernah berhenti mencoba untuk menjadi "sesuatu" yang selama ini terpendam di dalam diri.

Sekedar kritik, saran dan masukan tidak akan menyakiti, so... tolong kasih komentarnya untuk postingan ini yaaaa... Makaciiiiih...
MyFreeCopyright.com Registered & Protected

13 comments:

pertamaxxxxxxx.........
artikel menarik...
kl ada kemauan yg kuat pst ada jalan yaa...^^

anda yakin, anda percaya, anda lakukan, maka tiada hal yang mustahil

hmm.. pengen jadi apa, ya???
jadi programmer ah.. :D

@' Li ':
:D yupz... yg penting berani mencoba dulu... thx yyy cuyyy...

@zener_lie:
;) ne udah yakin, udah percaya, udah ngelakuinx, now what...??? Thx yyy cuyyy...

@Zana:
;)) programmer jg bgs... mmmm, besok berubah lagi ga...??? :D

Mencoba mewujudkan sesuatu adalah perjuangan..

Men-support orang lain yang sedang mencoba mewujudkan sesuatu juga perjuangan..

Mari kita berjuang bersama.. :)
-----------------------------------------
The Best Posting For Life Inspiration & Motivation... :)

Sukses Selalu ya Chenk..

mantap nich..smoga sgala sesuatu dgn niat yg baik dan perjuangan tiada henti akan mndapatkan hasil yg maksimal dan sukses.."JELAJAHI SENI KEARIFAN BUDAYA DAYAK KALIMANTAN TENGAH"

@joexplorer:
Thx cuyyy.. :D Moga perjuangan ne berhasiiiiiilll.. Klo pun ga, at least, kita2 dah berani mencoba untuk menjadi sesuatu...;)

@jide:
Amiiiiin... :X Thx doax cuyyy... Saatnya seni budaya lokal mendapatkan tempatnya di masyarakat, jgn mo kalah dg buadya luar... :D

Sudah Jadi Kalo??? Kada Sia-Sia Dapat Do'a Dari Kawanan Blogging :D

lololollolllllooooooooooo...... woiiiiiiiiiiiiiiii

taulah kam chenk auk kena ganal handak jadi apa........... handak jadi manusia biasa..... ae..... wkwkwkwkwk yang rajin bakuciak "woiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii" teriak ae..... sepuasnya selagi yang baisi blog lagi mem-fesbuk-walking disana!!!!!

kalau aku sich....... ber-etika yang baik dan benar aja

Silakan tinggalkan jejakmu disini