INILAH ATMOSFER DUNIAKU
SILAKAN HEMBUSKAN ATMOSFER DUNIAMU
TINGGALKAN JEJAK DAN KOMENTAR
AGAR AKU DAPAT BERKUNJUNG KE DUNIAMU

Jumat, 05 Agustus 2011

Topeng Pajegan – Sebuah Monolog Dalam Teater Dharma Wacana

Bali memiliki banyak sekali ragam kesenian dramatari yang penuh dengan simbol-simbol, baik simbol dari kehidupan nyata maupun simbol kehidupan alam lain.

Simbolisme yang digambarkan oleh para seniman dramatari di Bali sangat komunikatif. Tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pedoman yang mudah dicerna, tentang benar dan salah, tentang baik dan buruk.

Dramatari tidak hanya menghubungkan nalar dan rasa antar manusia, tetapi juga menghubungkan alam sekala dan niskala manusia secara harmonis dan estetis.

Salah satu jenis dramatari topeng yang ada di Bali adalah topeng Pajegan. Kata Pajegan, mengacu pada kegiatan bisnis pedesaan masyarakat Bali agraris yang berarti memborong. Sebab dramatari ini hanya dibawakan oleh seorang aktor, yang memerankan lebih dari satu karakter tokoh dalam setiap pementasannya atau memborong semua peran yang ada di dalam cerita. Masing-masing karakter tokoh yang diperankan oleh sang actor, selain dimanifestasikan melalui perbedaan karakter suara juga diwujudkan melalui bentuk topeng yang berbeda.

Dramatari topeng Pajegan ini merupakan teater monolog yang menyampaikan cerita seutuhnya dan diperankan oleh seorang pemain saja. Sehingga dalam sebuah pementasan, sang aktor dituntut mempunyai kemampuan bercerita seperti seorang dalang, teknik olah vocal, dan kegesitan untuk berganti topeng tanpa memutus alur cerita yang dilakoni.

Bagi masyarakat Bali, topeng Pajegan bukanlah sebuah pementasan seni biasa, melainkan sebuah ritual adat yang mengiringi upacara keagamaan Hindu dalam budaya Bali. Dalam setiap pementasan topeng Pajegan, meskipun sang aktor menampilkan beragam karakter tokoh namun selalu diakhiri dengan penampilan topeng Sidakarya. Kehadiran topeng Sidakarya ini merupakan bagian yang mutlak harus ada dalam setiap pementasan topeng Pajegan.

Penari topeng Pajegan sesungguhnya adalah orang yang sangat tinggi tingkatan spiritualnya dan merupakan seorang pendharma wacana yang piawai. Dalam hal ini terdapat pawintenan khusus minimal pawintenan eka jati. Selain itu, ilmu agamanya juga harus luas karena dia harus memberikan pencerahan kepada masyarakat mengenai apa inti upacara tersebut, apa tujuan upacara, dan apa akibatnya kalau upacara ini tidak dilaksanakan. Demikian eratnya hubungan topeng Pajegan dengan upacara keagamaan sehingga topeng ini pun disebut sebagai topeng Wali.

Bagi kawan-kawan yang belum pernah menyaksikan keindahan makna dalam gerak dramatari topeng Pajegan silakan menikmatinya disini

Salam Bhinneka Tunggal Ika.

MyFreeCopyright.com Registered & Protected

0 comments:

Silakan tinggalkan jejakmu disini